Wajah Sport- Pemandangan kontras langsung terlihat di atas lapangan
berumput sintetis di Stadion Jalan Besar, Singapura, sesaat setelah wasit asal
Korea Selatan, Kim Hee-gon, meniup peluit akhir pertandingan sepak bola
terakhir penyisihan Grup A SEA Games 2015 Singapura. Kamis (11/6), Singapura
harus mengakui keunggulan Indonesia dengan skor tipis, 0-1.
Para penggawa timnas U-23 Indonesia mengangkat dan
mengepalkan tangan ke atas, ada yang langsung bersujud dan berdoa, ada pula
yang berpelukan erat dengan rekan setim. Ekspresi bahagia dan lega terpancar
dari Manahati Lestusen dkk.
Lain halnya dengan kubu Singapura. Mayoritas pemain
mendadak ‘terkapar’. Sebagian besar berjongkok sambil menutup muka yang tengah
menangis dengan tangan.
Kegagalan melaju ke semifinal di depan pendukung
sendiri dan bermain di stadion yang megah, Stadion Nasional, memang cukup
memukul pasukan Aide Iskandar itu.
Ada beberapa menit lamanya M. Al-Qaasimy Abdul Rahman
cs. larut dalam kesedihan. Yang menarik, sejumlah penggawa Garuda Muda terlihat
menghibur pemain lawan yang terkulai lemas.
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh menghibur bek Anumanthan
Moham Kumar, Evan Dimas memeluk dan menyemangati M. Faris Ramli. Sementara
beberapa pemain Merah Putih lainnya, melakukan hal sama kepada pemain-pemain
Singapura.
Tak mau ketinggalan momen simpatik tersebut, tim
pelatih dan ofisial tuan rumah pun ikut menyerbu ke lapangan guna menghibur
pemain yang tengah bersedih. Selanjutnya, Aide berteriak lantang meminta pemain
berkumpul untuk memberi penghormatan kepada para fans yang sudah mendukung
langsung di stadion.
Kepedihan ‘The Young Lions’ makin bertambah karena tak
lama berselang dikalahkan Indonesia, Aide undur diri. Pelatih yang sudah
bersama mereka selama dua tahun terakhir itu, memutuskan melepas jabatannya
sebagai pelatih kepala timnas Singapura.
Sampai di mixed zone, wajah-wajah sedih Singapura U-23
masih terlihat. Mereka berjalan menuju bus yang akan membawa mereka dengan
gontai dan kepala tertunduk.
Tak seperti cabang olah raga lain yang merajai dan berjaya
di SEA Games 2015, timnas sepak bola Negeri Singa justru harus memupus impian
menggenggam medali emas lebih dini. Stadion Nasional, yang digadang menjadi
venue keganasan skuat Singa Muda di laga puncak pun, harus rela beralih sebagai
arena pembuktian tim-tim lain.